Minggu, 03 Oktober 2010

Bertauladan pada Ummahaatul Muslimiin

Aku ingin seperti Khodijah rodhiyaLlahu 'anhaa
mengiringi langkah dakwah suami, menghibur, melepas lelahnya, dukanya, laranya. Ketika semua orang memusuhi suaminya lantaran dakwah yang diserukan, maka ia adalah yang paling setia memberi sokongan. Seluruh jiwa raganya hanya untuk Allah dan Rosul-Nya...

Aku ingin seperti Saudah rodhiyaLlahu 'anhaa
ia bersemangat berada di depan barisan menuju kebaikan, tak biarkan kelemahan-kelemahannya meembuat dirinya tertinggal.

Aku ingin seperti Aisyah rodhiyaLlahu 'anhaa
si Kecil yang menjadi penyejuk mata, lincah, ceria, pintar, cerdas, pencemburu yang pemalu. Multitalented! SubhanaLlah, di usia yang masih sangat muda ia telah menjadi rujukan para ahli hadits. Ia adalah putri Ash-Shiddiq, sahabat terkasih RasuluLlah

Aku ingin seperti Hafsyah rodhiyaLlahu 'anhaa
haus akan ilmu membuatnya tak pernah kenyang mereguk gelas demi gelas pengetahuan. Ialah sang Penjaga lembaran-lembaran Al-Qur'an yang mulia, rujukan bagi ilmu dan akhlaq RasuluLlah, hingga ia dijanjikan akan menjadi istri RasuluLlah di dunia dan akhirat

Aku ingin seperti Zainab binti Khuzaimah rodhiyaLlahu 'anhaa
kedermawanan dan kecintaannya kepada para fakir miskin membuatnya mendapat julukan Ummul Masaakin. Tak pernah dibiarkannya ada harta berdiam di rumahnya barang sejenak, melainkan pasti akan segera dibagikannya kepada fakir miskin dan orang2 yang membutuhkan. Tak pernah merasa kurang dengan apa yang dimiliki. Baginya, cukuplah kenikmatan-kenikmatan itu dipetiknya di akhirat nanti, bukan di dunia...

membaca kisah Ummahaatul Muslimiin, menjadikan diri serasa kerdil...
mereka telah mencapai tingkat keimanan yang sangat tinggi, sehingga seluruh jiwa dan raga mereka hanya dipersembahkan untuk Allah semata...
Sementara, diri ini masih sering ragu akan pertologan Allah, terkadang bahkan meragukan kebenaran Firman-Nya. Diri ini belum berbuat maksimal untuk membela agama-Nya, padahal jama'ah telah semakin banyak, lingkungan sudah begitu mendukung, tinggal sentilan kecil -yang sangat kecil dibandingkan pada masa RasuluLlah- untuk membuat ajaran Islam mendarah daging pada jiwa pemeluknya. Namun rupanya angin sepoi-sepoi yang berhembus itu justru membuat terlena...
Wahai kekasih RasuluLlah, kekasih Allah, engkau juga manusia sebagaimana aku. Engkau juga wanita sebagaimana aku. Engkau juga muslimah sebagaimana aku. Namun begitu sulit diri ini memperoleh kecintaan Allah sebagaimana yang telah Ia berikan kepada mu.
Wahai kekasih RasuluLlah, kekasih Allah, betapa malu diri ini menginginkan kedudukan yang sama denganmu di hadapan Allah dan Rasul-Nya. Namun bukan tidak mungkin diri ini akan memiliki kesempatan juga untuk berjumpa dengan Kekasih-Kekasihmu, Allah dan RasuluLlah...

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Mantaf... cocok tuk memotivasi diri di tengah keringnya sosok teladan hidup muslimat... di tengah zaman yang makin membuat yang benar tersamarkan, yang salah terjelaskan...
::Selamat Hari Ibu::