Kullu nafsin dzaa-iqotul maut. Setiap jiwa akan merasakan kematian
akan berakhir seperti apakah kita?
Alangkah merugi, jika di masa terakhir hidup ini yang terucap bukanlah kalimah thoyyibah, jika di penghujung perpisahan jasad dari raga ternyata kita tidak dalam keadaan beriman, jika pada masa yang tak mampu ditawar-tawar itu amalan2 yang pernah kita lakukan terhapus dan tertolak..
tidak ada yang tahu apakah kita akan mati dalam keadaan beriman
Ya Allah, sungguh aq tidak tahu apa yang akan terjadi esok, aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran diri.
Robbanaa Laa tuzigh quluubanaa ba'da idz hadaytana.. wa hablanaa min ladunka rohmah, innaka anta Al Wahhab
Aku bersyukur hari ini masih dapat menghirup udaraMu, aku bersyukur masih berkesempatan menambah amalanq, aku bersyukur masih diberi kesempatan untuk bertaubat, meminta maaf pada hamba2mu, berbuat sesuatu untuk dunia, mohon bimbinganMu Ya Robb.
maka pilihlah :
“Dan
bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertaqwa. (Yaitu) Orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu
lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan.” (QS: Ali Imron: 133-134)
atau
"(Demikianlah keadaan orang-orang kafir), hingga apabila datang kematian
kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Rabbi kembalikan aku ke
dunia. Agar aku berbuat amal sholeh terhadap yang telah aku tinggalkan.
Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya
saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka
dibangkitkan". [Al Mukminun: 99-100]
karena kita tidak tahu kapan akan tiba giliran kita .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar